UNSUR – UNSUR
RADIOAKTIF
A.
Partikel – Partikel yang Dipancarkan Zat
Radioaktif
Penemuan
sinar X pada tahun 1985 oleh G.W. Roentgen menarik perhatian para ilmuwan
termasuk Henry Becquerel (1985-1908),
seorang profesor fisika dari universitas Paris. Becquerel berpendapat bahwa
radiasi sinar X merupakan bagian emisi flouresensi dari kaca tabung katode dan
sinar X dapat diemisi oleh flouresen yang lain. Ia mendapatkan beberapa senyawa
flouresen pada pelat fotografi yang dilapisi dengan kertas hitam untuk
melindunginya dari sinar dan kemudian dikenai sinar matahari. Dari beberapa
mineral yang diperiksa hanya kalium uranil sulfat {K2(UO2)(SO4)2.2H2O}
yang menghasilkan suatu gambaran pada pelat fotografi. Becquerel telah
membuktikan hipotesisnya bahwa sinar X dapat dibentuk oleh flouresensi hasil
dari rangsangan matahari. Untuk mengumpulkan fakta yang lebih banyak, ia
menyiapkan pelat fotografi baru dan mineral uranium. Karena matahari tidak bersinar
selama beberapa hari, pelat dan mineral tersebut disimpan dalam lemari. Setelah
beberapa hari disimpan lemari, ternyata juga terjadi gambaran dari mineral
tersebut pada pelat fotografi. Dengan kejadian ini, Becquerel yakin bahwa tanpa
eksitasi dari sinar matahari, mineral tersebut mengemisi radiasi sehingga
menembus kertas pelindung dan menimbulkan gambaran pada pelat fotografi.
Selanjutnya,
Becquerel menemukan bahawa radiasi radioaktif tidak ada hubungannya dengan
peristiwa flouresensi, tetapi merupakan sifat dari uranium. Hal ini ditunjang
oleh marie Sklodowska Curie (1867-1934) yang menemukan bahwa
unsurtorium (Th) juga bersifat radioaktif. Kemudian, ia juga menemukan unsur
baru, yaitu polonium (Po) dan radium (Ra). Para ahli banyak yang tertarik untuk
menyelidiki lebih lanjut mengenai penemuan Bacquerel. Ernest Rutherford di Inggris mendapatkan dua jenis sinar yang
mempunyai perbedaan daya tembus, yaitu :
1. Hanya
dapat menembus lempeng tipis aluminium,
2. Mempunyai
kemampuan daya tembus yang besar
Ia
menandai kedua sinar itu sebagai radiasi alfa (α) dan radiasi beta (β). Untuk
mengetahui apakah radiasi membawa muatan listrik, Rutherford melewatkannya
melalui suatu medan magnet diantara dua pelat yang bermuatan.
Sumber Uranium
|
α
γ
β
|
Pelat Fotografi
|
Gambar 1 Radiasi α, β, dan γ dari sumber uranium dipisahkan dalam medan
elektrostatis, sinar α bermuatan
positif, sinar β bermuatan negative, dan
sinar γ
tidak bermuatan.
|
Sifat – sifat radiasi gamma (γ) banyak kesamaannya
dengan sinar X, yaitu termasuk radiasi elektromagnetik gelombang pendek.
Penentuan perbandingan muatan dengan massa (e/m)
memungkinkan Becquerel mengidentifikasi muatan negative radiasi beta (β) sesuai
dengan electron berkecepatan tinggi. Dengan beberapa pendekatan, Rutherford
menemukan bahwa sinar α sesuai dengan ion helium yang bermuatan +2 (He2+)
atau inti helium. Jenis – jenis emisi radiasi oleh inti radioaktif ditunjukkan
dalam Tabel 1.
Radiasi
|
Masa Pendekatan (μ)
|
Muatan
|
Tipe
|
Alfa
Beta
Gamma
Neutron
Proton
Positron
|
4
0
0
1
1
0
|
+2
-1
0
0
+1
+1
|
Partikel
Partikel
Radiasi
elektromagnetik
Partikel
Partikel
Partikel
|
Tabel 1 Jenis Emisi Radiasi oleh Inti Radioaktif
Gambar 2 Daya tembus radiasi isotope
radioaktif. Sinar γ dapat menembus kertas dan kayu, tetapi tidak dapat
menembus beton. Sinar β dapat menembus kertas tetapi tidak dapat menembus
kayu. Sinar α tidak dapat menembus kertas.
|
Kertas Kayu Beton
Alfa
Beta
Gamma
Adanya
radiasi, intensitas radiasi, dan energi radiasi, dan energi dapat ditentukan
dengan detector, misalnya detector Geiger – Muller. Partikel α atau β yang
masuk ke dalam tabung Greiger akan mengionkan gas yang ada di dalam tabung. Ion
tersebut memungkinkan munculnya pulsa arus listrik di antara dua elektrode.
Untuk memperkuat pulsa listrik tersebut, digunakan amplifer sehingga terbaca pada pengukur.
B.
Sifat dan Keberadaan Unsur
Radioaktif di Alam
Unsur yang bersifat
radioaktif adalah unsur yang mempunyai isotope tidak stabil. Unsur dengan nomor
atom lebih besar dari 83 merupakan unsur radioaktif karena mempunyai isotope
yang tidak stabil. Unsur bernomor atom 84 – 94 (polonium sampai uranium) adalah
unsur yang terdapat di alam dan yang bernomor atom lebih besar dari 92
merupakan unsur radioaktif buatan. Ada beberapa unsur dengan nomor atom dibawah
84 yang bersifat radioaktif, yaitu tekseniun dengan nomor atom 43 dan promerium
dengan nomor atom 63.
Pada Tabel 2 diberikan
sifat fisika beberapa unsur radioaktif yang terdapat di alam.
Sifat Fisika
|
Unsur
|
||||
Polonium (Po)
|
Radon (Rn)
|
Radium (Ra)
|
Aktinium (Ac)
|
Uranium (U)
|
|
Nomor
atom
|
84
|
86
|
88
|
89
|
92
|
Mr
|
209
|
222
|
226
|
227
|
238,03
|
Titik
leleh (oC)
|
254,00
|
-71,00
|
700,00
|
1.050
|
1.132,3
|
Titik
Didih (oC)
|
962,00
|
61,80
|
-
|
3200
|
3.818
|
Rapatan
(gcm-3)
|
9,32
|
4,40
|
5,00
|
10,07
|
20,25
|
Warna
|
Perak-Abu
|
T.B
|
Keperakan
|
Perak
|
Perak
|
E.I
(kJ/mol)
|
812,00
|
1.037
|
509,00
|
499,00
|
587,00
|
A.E
(kJ/mol)
|
180,00
|
0
|
>0
|
-
|
-
|
Keelektronegativan
|
2,00
|
-
|
0,90
|
1,10
|
1,38
|
Jari-Jari
ion (Å)
|
0,67
|
-
|
1,43
|
1,11
|
0,80
|
Jari-Jari
Atom (Å)
|
1,67
|
1,45
|
2,23
|
1,8
|
1,38
|
Tabel 2 Sifat Fisika Beberapa Unsur
Radioaktif
Unsur Polonium terletak pada golongan VIA dalam
tabel periodik. Polonium hamper tidak ada di di alam. Keberadaan unsur tersebut
terdapat dalam batuan bersamaan dengan radium. Di alam, polonium 210 (dinamakan
juga radium-F) adalah bentuk isotopnya dan beberapa isotop unsurnya telah disintesis.
Radon dalam tabel periodeik terletak pada golongan
gas mulia. Jadi, radon adalah unsur radioaktif yang bersifat gas, tidak
berwarna, dan lebih berat dari udara. Radon ditemukan pada tahun 1900 oleh ahli
kimia Jerman Friedrich Ernst Dorn.
Radon dihasilkan dari peluruhan uranium dan radium yang dilepaskan ke udara.
Untuk memperoleh radon dari udara dilakukan dengan cara melarutkan gas radon ke
dalam laruan garam radium.
Radium terletak pada golongan IIA dalam tabel
periodik. Radium ditemukan dalam bijih uranium. Unsur radium mudah teroksidasi
bila terkena udara, sehingga tidak ditemukan dalam bentuk logamnya. Radium
dibentuk dari pemecahan radioaktif uranium dan akbiatnya ditemukan dalam
seluruh batuan uranium. Radium dieksrasi dengan penambahan senyawa barium.
Sifat kimia radium mirip dengan barium dan dipisahkan dari komponen batuan
lainnya melalui pengendapan barium dan radium sulfat. Sulfat diubah menjadi
karbonat atau sulfide dengan melarutkannya dalam HCl. Radium dipisahkan dari
barium sebagai hasil akhir kristalisasi dengan larutan klorida.
Uranium dalam tabel periodik terletak pada golongan
aktinida, yaitu unsur-unsur transisi dalam. Pertama kali ditemukan oleh ahli
kimia Jerman Martin heinrich Klaproth
pada tahun 1789 dan diberi nama sesuai dengan nama planet Uranus. Diisolasi
pertama kali pada tahun 1986.
Uranium mempunya tiga bentuk Kristal, dimana salah
satunya terbentuk pada temperature 770 oC adalah lunak dan mudah
dibentuk. Uranium dapat larut dalam asam klorida dan asam nitrit. Pada
temperature 1000 oC uranium bergabung dengan nitrogen membentuk
nitrit berwarna kuning. Uranium mempunyai tiga bilangan oksidasi, yaitu +4, +5,
dan +6. Contoh senyawa uranium adalah uranil trioksida, UO3; uranil
klorida UO2Cl2; uranium tetraklorida, UCl4;
dan uranium dioksida UO2.
Uranium dengan bilangan oksidasi +4 biasanya tidak stabil, dapat berubah
menjadi uranium dengan bilangan oksidasi +6 ketika bereaksi dengan udara dan
menimbulkan ledakan. Garam uranium, seperti uranium klorida akan terurai dengan
adanya cahaya yang kuat dan bahan – bahan organik.
C.
Struktur Inti
Selama menyelidiki sifat-sifat partikel α pada tahun 1909,
Rutherford menemukan bahwa atom memiliki inti atom yang sangat kecil, bermuatan
positif (jari-jari atom 10-13cm, sedangkan jari-jari atom 10-8
cm), dan hamper seluruh massa atom terpusat padanya. Inti atom terdiri atas
proton dan neutron. Partikel penyusun inti ini disebut neuklon. Suatu inti atom yang ditandai dengan jumlah proton dan
neutron disebut nuklida.
A
|
Jumlah proton x
Nuklida
yang mempunyai julah proton sama, tetapi mempunyai jumlah neutron berbeda
disebut isotope.
Contoh :
|
|
|
Proton
|
6
|
6
|
Neutron
|
12
– 6 = 6
|
14
– 6 = 8
|
Nuklida
yang mempunyai jumlah (proton+neutron) sama, tetapi jumlah protonnya berbeda
disebut isobar.
Contoh :
|
|
|
Proton
|
7
|
6
|
Neutron
+ proton
|
14
|
14
|
Nuklida
yang mempunyai jumlah neutron yang sama disebut isoton.
Contoh :
|
|
|
Proton
|
8
|
6
|
Neutron
|
16
– 8 = 8
|
14
– 6 = 8
|
1.
Stabilitas
Suatu
informasi yang menarik tentang struktur inti adalah hubungan antara
perbandingan neutron dan proton (n/p)
dengan kestabilan nuklidanya. Jika jumlah neutron dan jumlah proton untuk
nuklida-nuklida yang stabil dibuat grafik, maka akan diperoleh pita kestabilan
seperti ditunjukkan pada Gambar 3.
Gambar 3 Grafik jumlah neutron lawan jumlah proton untuk nuklida stabil menghasilkan pita kestabilan
2.
Nuklida
di atas Pita Kestabilan
Nuklida
di atas pita kestabilan mempunyai kelebihan neutron dan kekurangan proton. Agar
stabil, ia akan berusaha mengurangi neutron dan menambah proton. Untuk itu,
dapat dilakukan dengan cara berikut :
a. Mengubah
neutron menjadi proton dengan emisi β
Contoh
:
→
+
(β)
b. Emisi
neutron (0n1)
Contoh
:
→
+
(β)
c. Emisi
alfa (α)
Unsur-unsur yang
nomor atomnya lebih dari 83 dengan jumlah (proton+neutron) lebih dari 208
umumnya mengemisi alfa (α).
Contoh
:
→
+
(α)
3.
Nuklida
di Bawah Pita Kestabilan
Nuklida
di bawah pita kestabilan kelebihan proton dan kekurangan neutron. Agar stabil,
ia akan berusaha mengurangi proton dan menambah neutron dengan cara berikut :
a. Emisi
positron (
)
→
+
Contoh
:
→
+
b. Menangkap
electron (electron capture)
+
→
Contoh :
+
→
4.
Peluruhan
Radioaktif
Proses
perubahan dari nuklida radioaktif menjadi nuklida lain disebut peluruhan. Unsur – unsur yang mempunyai
nomor atom lebih besar dari 83 berada diatas pita kestabilan. Dalam usaha
mencapai kestabilannya, unsur-unsur tersebut akan mengemisi radiasi.
a. Peluruhan
Alfa (α)
Peluruhan
alfa pada umumnya terjadi pada inti-inti tidak stabil yang relative berat.
Dalam peluruhan ini akan dipancarkan partikel alfa (α), yaitu suatu partikel
yang terdiri atas dua proton dan dua neutron, sehingga nuklida baru yang
terbentuk akan kehilangan dua proton dan dua neutron. Secara umum peluruhan
alfa dapat ditulis sebagai berikut.
→
+
Contoh
:
→
+
b. Peluruhan
Beta (β)
Peluruhan
beta terjadi pada inti tidak stabil yang relative ringan. Dalam peluruhan ini
akan dipancarkan partikel beta yang bermuatan negative (β-) atau
bermuatan positif (β+) identic dengan electron yang bermuatan
positif yang disebut positron.
Dalam
proses peluruhan β- terjadi perubahan neutron menjadi proton di
dalam inti atom, seangkan dalam proses peluruhan β+ terjadi
perubahan proton menjadi neutron di dalam inti atom.
Secara
umum, peluruhan β- dan β+ dapat ditulis sebagai berikut.
Peluruhan β- :
→
+
Peluruhan β+ :
→
+
Contoh :
+ β- + v
→
+ β+ + v-
Neutrino (v) dan (v-) adalah partikel yang tidak bermassa tetapi berenergi
yang selalu mengiringi perubahan β.
c. Peluruhan
Gamma (γ)
Pada
peluruhan gamma tidak terjadi perubahan nomor atom dan nomor massa. Peluruhan
gamma memancarkan sinar gamma yang merupakan gelombang elektromagnetik yang
disebut foton. Peluruhan terjadi
nuklida yang berada dalam keadaan tereksitasi, yaitu nuklida yang memiliki
tingkat energi diatas tingkat energi terendahnya (tingkat dasar atau ground
state). Tingkat energi dasar nuklida adalah energi ikat total dari nuklida.
Secara umum peluruhan gamma dapat ditulis sebagai berikut.
*
→
+
Tanda
(*) digunakan untuk menunjukkan nuklida yang berada dalam keadaan tereksitasi.
Contoh :
→
*
+ β
* →
+
γ
Dalam
penulisan persamaan reaksi peluruhan, selain harus memenuhi hukum kekekalan
massa juga harus memenuhi hukum kekekalan muatan, yang menyatakan bahwa massa dan muatan sebelum reaksi dan sesudah
reaksi harus sama.
Contoh :
→
+
→
+
→
+
*
→
+
5.
Kecepatan
Peluruhan
Kecepatan
peluruhan nuklida radioaktif mengikuti kinetika orde satu dan tidak
dipengaruhi, baik perubahan temperature maupun tekanan, tetapi hanya bergantung
pada banyaknya nuklida yang tidak stabil.
Jika
A = aktivitas (atau jumlah atom) nuklida radioaktif X pada saat t (t=
waktu peluruhan)
A0 = aktivitas (atau jumlah
atom) nuklida radioaktif X mula – mula
X → Y + … (sinar radioaktif), maka berlaku
rumus
2,303 log
= -kt
Atau
2,303 log
= kt
………….. (1.1) k adalah konstanta
peluruhan
Waktu
yang diperlukan oleh zat radioaktif untuk meluruh sehingga zat radioaktif yang
ada tinggal separuh bagian disebut waktu
paruh (
). Untuk t =
, maka A =
o.
substitusi pada persamaan (1.1) didapatkan.
2,303 log
= kt sehingga 2,303 log
= k
2,303 log 2 = k
0,693
= k
→ k =
……. (1.2)
Grafik
peluruhan radioaktif (orde 1) yang mula-mula banyaknya zat radioaktif a, setelah waktu paruh pertma menjadi
a,
setelah waktu paruh kedua menjadi
a,
dan seterusnya. Jika suatu zat radioaktif X mula-mula banyaknya = A0
dan waktu paruh t=
setelah zat X tersebut meluruh selama t maka zat X yang tinggal = A.
A=(
)
A0 ……………………….
(1.3)
Isotop
|
Simbol
|
Partikel
yang dipancarkan
|
Waktu
Paruh
|
Konstanta
Peluruhan
|
Energi Ikat (MeV)
|
Uranium I
|
|
Α
|
4,51x109 y
|
4,88x10-18
|
4,19
|
Uranium X1
|
|
Β
|
24,1
d
|
3,3x10-7
|
0,19
|
Uranium X2
|
|
Β
|
1,18 m
|
9,77x10-3
|
2,31
|
Uranium Z
|
|
Β
|
6,66
h
|
2,88x10-5
|
0,5
|
Uranium II
|
|
Α
|
2,48x105 y
|
8,80x10-14
|
4,768
|
Torium
|
|
Α
|
8,0
x 104 y
|
2,175x10-13
|
4,68
|
Radium
|
|
Α
|
1.620 y
|
1,36x10-11
|
4,777
|
Radon
|
|
Α
|
3,82
d
|
2,10x106
|
5,486
|
Radium A
|
|
α, β
|
3,05 m
|
3,78x10-3
|
5,998
|
Radium B
|
|
Β
|
26,8
m
|
4,31x10-4
|
0,7
|
Astatin-218
|
|
Α
|
1,3 s
|
0,4
|
6,70
|
Radium C
|
|
α,
β
|
19,7
m
|
5,86x10-4
|
5,51
|
Radium C’
|
|
Α
|
1,64x10-4 s
|
4,23x103
|
7,683
|
Radium C”
|
|
Β
|
1,32
m
|
8,75x10-4
|
1,96
|
Radium D
|
|
Β
|
21 y
|
1,13x10-9
|
0,0185
|
Radium E
|
|
Β
|
2,0
d
|
1,60x10-6
|
1,155
|
Radium F
|
|
Α
|
138,4 d
|
5,80x10-8
|
5,300
|
Talium-206
|
|
Β
|
4,2
m
|
2,75x10-3
|
1,51
|
Tabel 3 Waktu Paruh, Konstanta
Peluruhan, dan Energi Ikat Isotop Radioaktif
Keterangan :
y
= year = tahun;
m
= month
= bulan;
d
= day
= hari;
h
= hour
= jam;
s
= second = detik;
Contoh :
1. Suatu
zat radioaktif X mempunyai waktu paruh 2 tahun. Jika zat radioaktif X tersebut
mula-mula 20gram, berapa gram zat radioaktif X yang tertinggal setelah 6 tahun?
Penyelesaian:
Cara I :
Gunakan
rumus pada persamaan (1.1) dan persamaan (1.2)
Dengan
persamaan (1.2), diperoleh k =
=
=
0,3465 th-1
Dengan
persamaan (1.1), diperoleh log
=
=
=
0,9027
= antilog 0,9027 ≈ 8
A =
=
= 2,5
Zat
radioaktif yang tertinggal setelah 6 tahun = 2,5 gram.
Cara II :
Gunakan
rumus pada persamaan (1.3).
Dengan
persamaan (1.3), diperoleh A=(
) A0 → A = (
x 20 g
A = (
3 x
20 g
A =
x 20 g
A = 2,5 g
D.
Memperkirakan Umur Batuan
Batuan yang mengandung unsur radioaktif seperti 238U, 40K,
dan 87Rb dapat diperkirakan umurnya berdasarkan peluruhan 238U
→ 206Pb, 40K → 40Ar, dan 87Rb → 87Sr.
dengan diketahuinya perbandingan 238U/206Pb atau 40K/40Ar
atau 87Rb/87Sr dan waktu paruh zat radioaktif tersebut
maka dapatlah ditentukan harga perbandingan
atau
sehingga waktu selama meluruh dapat diketahui.
Misalnya, dari analisis batuan yang tertua diperkirakan umur bumi ± 4,5 miliar
tahun (4,5 x 109 tahun). Untuk mengetahui umur benda yang berasal
dari organisme hidup, misalnya fosil, digunakan metode radiocarbon.
Dasar Metode Radiokarbon
Nitrogen di atmosfer secara terus – menerus ditembak dengan
neutron yang berasal dari radasi sinar kosmis (sinar dari luar angkasa).
+
→
+
Unsur 14C tidak stabil sehingga mengemisi β dengan waktu paruh
5.770 tahun.
→
+
,
= 5.770 tahun.
Selain
mengandung 14C, atmosfer juga mengandung 12C dengan
perbandingan 14C-12C selalu tetap, yaitu sebesar 1 x 10-12.
Dalam
organisme yang masih hidup, 1 gram 14C mempunyai keaktifan 15,3 ± 1
disintegrasi per menit. Atom 14C dan 12C yang ada di
atmosfer diubah menjadi 14CO2 dan 12CO2.
Selanjutnya, kedua bentuk CO2 diubah menjadi karbohidrat melalui
fotosintesis. Karbohidrat yang dibuat oleh tumbuh-tumbuhan tersebut dimakan
hewan dan manusia. Dengan demikian perbandingan 14C/12C
dalam organisme hidup tetap sama dengan perbandingan dalam atmosfer. Jika
organisme tersebut mati, ia tidak dapat lagi menerima 14C sehingga
perbandingannya makin lama makin berkurang. Dengan menggunakan perbandingan 14C/12C
yang terdapat pada suatu fosil atau kayu, dapat diperkirakan umur fosil atau
kayu tersebut. Metode radiokarbon ini cukup teliti untuk pengukuran 900-15.000
tahun
Contoh :
1. Suatu
sampel batuan mengandung 0,714 gram 238U dan 0,103 gram 206Pb.
Jika waktu paruh 238U = 3 x 109 tahun dan Pb berasal dari
hasil peluruhan 238U saja, berapa tahun umur batuan tersebut?
Penyelesaian:
238U
meluruh menjadi 206Pb
Mol
238U yang menyeluruh = mol Pb hasil peluruhan = mol
=
5 x 10-4 mol
238U
yang masih ada = 0,714 g =
mol = 3 x 10-3 mol
238U
mula-mula = 238U yang masih
ada + 238U yang menyeluruh
= 3 x 10-3 mol
+ 5 x 10-4 mol
= 3,5 x 10-3
mol
k =
=
= 2,31 x 10-10 tahun-1,
th = tahun
2,303
log
= kt
2,303
log
= (2,31 x 10-10 th-1)t
(2,303)(0,0669) = (2,31 x 10-10 th-1)t
t =
t = 6,67 x 108 tahun
.
Umur batuan tersebut diperkirakan 6,67 x 108 tahun
E.
Deret keradioaktifan
Kelompok
unsur yang terbentuk dari satu nuklida radioaktif yang berturut-turut
memancarkan partikel alfa atau partikel beta. Pada setiap pancaran radiasi
terbentuk atom dari unsur yang berlainan. Deret ini dimulai dari unsur induk
yang meluruh terus menerus membentuk atom baru sehingga akhirnya membentuk atom
yang tidak radioaktif. Ada tiga deret keradioaktifan alam yaitu deret thorium, deret uranium, dan deret
aktinium. Deret thorium dan deret uranium diberi nama sesuai dengan nama
anggota yang mempunyai waktu paruh terpanjang yaitu berturut-turut 1,39 x 1010
dan 4,5 x 109 tahun. Induk
deret uranium bukan seperti yang diduga semula yaitu unsur aktinium, tetapi
unsur yang mempunyai waktu paruh 7,13 x 108 tahun yang kadang-kadang
disebut aktinouranium.
Bilangan
massa thorium adalah 232 merupakan kelipatan 4 x 58. Oleh karena pada pancaran
alfa bilangan massa berkurang dengan 4 dan pada pancaran beta tidak terjadi
perubahan massa yang berarti, maka bilangan massa setiap anggota deret thorium dapat dinyatakan dengan 4n dan n adalah
angka 58 (thorium) sampai 52 (thorium D). Dengan cara yang sama dapat
ditunjukan bahwa deret uranium dinyatakan dengan 4n + 2 dan deret aktinium
dinyatakan dengan 4n + 3. Tidak ada anggota keradioaktifan alam yang bilangan
massanya dinyatakan dengan 4n+1.
Deret
keradioaktifan keempat adalah deret keradioaktifan buatan yang disebut deret
neptunium karena neptunium adalah anggota dengan waktu paro terpanjang yaitu
2,20 x 106 tahun, dan bilangan massa dinyatakan dengan 4n + 1. Hasil
terakhir dari deret keradioktifan alam adalah unsur Pb, sedangkan hasil
terakhir dari deret keradioaktifan buatan adalah unsur bismut.
Deret Keradioaktifan
Nama deret
|
Jenis
|
Inti terakhir (mantap)
|
Anggota dengan umur
paling panjang
|
Thorium
|
4n
|
2008 Pb
|
232 Th
|
Neptunium
|
4n+1
|
209 Bi
|
237 Np
|
Uranium
|
4n+2
|
206 Pb
|
238 U
|
Aktinium
|
4n+3
|
207 Pb
|
235 U
|
Dengan
demikian, reaksi ini menggabung nuklida ringan menjadi nuklida yang dekat pada
. Sebaliknya nuklida diatas
dapat mencapai kestabilan dengan cara transformasi radioaktif menghasilkan
produk yang lebih ringan mendekati
.
Tabel
Massa beberapa inti dan partikel
Lambang
|
Z
|
A
|
Massa (sma)
|
Lambang
|
Z
|
A
|
Massa (sma)
|
e-
|
-1
|
0
|
0,000549
|
Co
|
27
|
59
|
58,9184
|
N
|
0
|
1
|
1,00867
|
Ni
|
28
|
58
|
57,9199
|
H atau P
|
1
1
1
|
1
2
3
|
1,00728
|
Pb
|
82
|
206
|
205,9295
|
|
2,01345
|
82
|
207
|
206,9309
|
|||
|
3,01550
|
82
|
208
|
207,9316
|
|||
Hc
|
2
2
|
3
4
|
3,01493
|
Po
|
84
|
210
|
209,9368
|
|
4,00150
|
84
|
218
|
217,9628
|
|||
Li
|
3
3
|
6
7
|
6,01347
|
Rn
|
86
|
222
|
221,9703
|
|
7,01435
|
Ra
|
88
|
226
|
225,9771
|
||
Be
|
4
|
9
|
9,00999
|
Th
|
90
|
230
|
229,9837
|
B
|
5
5
|
10
11
|
10,0102
|
90
|
234
|
233,9942
|
|
|
11,0006
|
Pa
|
91
|
234
|
233,9931
|
||
C
|
6
6
|
12
13
|
11,9967
|
U
|
92
|
233
|
232,9890
|
|
13,0001
|
92
|
234
|
233,9904
|
|||
O
|
8
|
16
|
15,9905
|
92
|
235
|
234,9934
|
|
Cr
|
24
|
52
|
51,9273
|
92
|
238
|
238,0003
|
|
Fe
|
26
|
56
|
55,9206
|
Pu
|
94
|
239
|
239,0006
|
Energi
pengikat inti suatu inti adalah energi yang diperlukan untuk memecah inti
menjadi proton dan neutron. Jadi energi pengikat inti helium -4, adalah
perubahan energi untuk reaksi
4He
→ 2
+
2
Defek
massa inti adalah jumlah massa nukleon dikurangi dengan massa inti.
Dalam
helium -4,
Defek
massa = 4,03190 sma – 4,00150 sma
= 0,03040
F.
Reaksi Inti
Pada
tahun 1919, Rutherford dan P.M.S. Blacket mengumumkan jika gas atom nitrogen
ditembak dengan partikel α kecepatan tinggi, akan diubah menjadi oksigen.
+
→
+
atau
ditulis
Partikel
penembak dan partikel hasil reaksi ditulis diantara tanda kurung dan
dotempatkan di antara ini sasaran dan inti hasil reaksi. Kejadian ini merupakan
contoh pertama pembuatan unsur dengan cara mengubah suatu unsur menjadi unsur
yang lain. Kemudian, disusul oleh Juliot dan
Curie yang juga mendapatkan nuklida
buatan bersifat radioaktif.
+
→
+
→
+
+
→
+
→
+
Dengan
demikian, reaksi inti adalah reaksi yang terjadi jika suatu inti atom ditembak dengan
partikel yang berenergi dan menghasilkan inti baru disertai pelepasan sejumlah
energi. Suatu nuklida dapat diubah menjadi nuklida lain melalui reaksi inti.
Reaksi inti dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu :
a. Transmutasi,
b. Reaksi
fisi, dan
c. Reaksi
fusi.
1.
Transmutasi
Perubahan
suatu isotop menjadi isotop lain disebut transmutasi.
Peluruhan radioaktif adalah salah satu jenis transmutasi. Transmutasi juga
dapat terjadi dengan reaksi penembakan suatu unsur dengan partikel ringan
(misalnya, partikel alfa, proton, neutron, dan deuterium) atau dengan partikel berat (misalnya, 12C, 14N,
dan 16O),
Contoh :
+
→
+
+
→
+
2.
Reaksi
Fisi
Reaksi
fisi adalah reaksi pembelahan inti menjadi dua spesies yang hamper sama.
Sebagai contoh, jika
ditembak dengan neutron, akan dihasilkan
nuklida-nuklida yang jenisnya bergantung pada tingkat energi zat antaranya
.
Nuklida-nuklida
hasil fisi
tersebut berukuran lebih kecil dan lebih
stabil daripada
. Reaksi fisi
tersebut menghasilkan neutron baru yang dapat
menembak nuklida
yang lain. Jika tidak dikendalikan, reaksi
berantai tersebut akan menghasilkan energi yang sangat besar. Misalnya, bom
atom yang dijatuhkan di Hirosima dan Nagasaki pada tahun 1945 oleh Amerika Serikat
dalam Perang Dunia II. Namun, reaksi berantai tersebut dapat dikendalikan
dengan cara mengatur jumlah neutron yang dihasilkan agar hanya sebagian saja
yang menumbuk
yang lain. Pengaturan itu dapat memperlambat
reaksi fisi seperti diilustrikan pada Gambar
4. Energi yang terjadi dapat digunakan untuk sumber tenaga yang besar,
misalnya untuk pembangkit tenaga listrik (PLTN=pembangkit listrik tenaga
nuklir)
|
|
|
Gambar 4 Prinsip reaktor atom adalah mengurangi kecepatan
neutron hasil fisi dengan pengatur yang terbuat dari karbon murni
|
Neutron
(lambat)
|
Pecahan
Fisi
|
Neutron
|
Neutron
(cepat)
|
Moderator
|
Pecahan
Fisi
|
Reaksi
fisi merupakan reaksi eksoterm. Dalam hal ini, ada sebagian massa unsur yang
mengalami fisi berubah menjadi energi. Jika dihitung, energi yang dibebaskan
tersebut mendekati 200 mega electron voltan (MeV) per atom 235U
(1sma=931MeV) atau 2 x 1010 kJ/mol.
1 eV per atom =
23 kkal per mol
200 MeV per atom
terfisi
=
200 x 106 x 23 kkal/mol
=
4,6 x 109 kkal/mol
= 4,6 x 109 x 4,2 kJ/mol
à
2 x 1010 kJ/mol
3.
Reaksi
Fusi
Reaksi
fusi adalah reaksi penggabungan inti – inti kecil menjadi inti yang lebih
besar. Sumber energi bintang (termasuk matahari) merupakan contoh reaksi fusi
yang kompleks. Reaksi – reaksi fusi di matahari diperkirakan sebagai berikut :
+
→
+ γ
→
+
+ γ
+
→
+ γ
+
→
+ γ
→
+
+ γ
+
→
+
+ γ
→
+
+ energi
Hasil
akhir siklus reaksi adalah pengubahan 4 inti hydrogen membentuk 1 inti helium
seperti diilustrasikan pada Gambar 5.
Dalam reaksi itu, dibebaskan energi sebesar 26,8 MeV/siklus, sedangkan
temperaturnya mendekati 1 x 107 oC.
Adanya
12C sebagai katalis dapat dibayangkan fusi inti hydrogen membentuk
inti helium tidak berlangsung satu tahap. Pembentukan helium di matahari juga
melalui deuterium (
).
→
+
(x2)
+
→
(x2)
→
+
γ
|
γ
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Gambar 5 Fusi Hidrogen membentuk helium di matahari
|
γ
|
γ
|
4.
Bom
Hidrogen
Pada
dasarnya, bom hydrogen merupakan reaksi fusi dari isotop hydrogen dengan
bantuan reaksi fisi 235U atau Pu.
Reaksi
fisi ini menghasilkan panas yang diperlukan untuk dapat berlangsungnya reaksi
fusi antar insotop hydrogen. Deuterium diperoleh dari air berat atau litium
deutrida, sedangkan tritium diperoleh dari penembakan inti litium dengan
neutron.
+
→
+
Reaksi fusi
isotop hydrogen dapat dituliskan sebagai berikut.
+
→
+ 5MeV
+
→
+
+ 3,2 MeV
+
→
+
+ 17,6 MeV
+
→
+ 20 MeV
+
→
+
MeV
Dengan
ditemukannya reaksi inti, orang dapat membuat unsur-unsur yang lebih berat
daripada uranium (U).
Contoh
:
a. Pembuatan
Neptunium (Np)
Neptunium
diperoleh dengan penembakan 238U dengan neutron. Mula-mula
dihasilkan 239U yang bersifat radioaktif.
+
→
Selanjutnya,
membebaskan sebuah partikel β
sehingga menghasilkan unsur radioaktif yang lain, yaitu neptunium (nomor atom
93).
→
+
b. Pembuatan
Plutonium (Pu)
Jika
deuteron ditembakkan pada
, akan dihasilkan
dengan emisi neutron. Selanjutnya,
membebaskan partikel β dan menghasilkan
plutonium
+
→
+ 2
→
+
+ energi
c. Nobelium
(No)
Nobelium
diperoleh dengan menembakkan
pada.
+
→
+
Setelah
ditemukkan reaksi inti, dimungkinkan untuk membuat unsur-unsur baru berikutnya.
G.
Penggunaan Isotop Radioaktif
Ledakan
nuklir yang diakibatkan oleh bom atom di Hiroshima dan Nagasaki pada bulan
Agustus 1945 menghasilkan panas dan radiasi yang luar biasa besarnya sehingga
mengakibatkan banyak penderitaan, kehancuran, dan korban jiwa. Namun,
sesungguhnya berbagai aplikasi tenaga nuklir telah membeirkan banyak manfaat
bagi kehidupan manusia saat ini dan di masa mendatang termasuk di Indonesia.
Berbagai
macam penggunaan energi nuklir telahdikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dasar
manusia dan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Peran energi nuklir
tampak dalam bidang kesehatan masyarakat, bidang pertanian untuk menghasilkan
varietas padi unggul dan murah, bidang industry terutama untuk memeriksa
ketebalan kertas, kualitas pipa, dan lain sebagainya. Sinar radiasi juga
digunakan sebagai perunut dan diagnosis proses industry, radiasi sinar gamma
juga banyak digunakan untuk membasmi bakteri dalam proses sterilisasi makanan.
Di berbagai Negara maju, tenaga nuklir juga digunakan sebagai energi
alternative dalam penyediaan tenaga listrik tanpa menghasilkan gas rumah kaca
sehingga dapat mengurangi pemanasan bumi. Indonesia berencana membangun PLTN
pertamanya pada tahun 2016.
1.
Radioisotop
untuk Analisis
Sifat
kimia radioisotope sama dengan sifat kimia isotop stabilnya, tetapi
radioisotope mempunyai massa yang
berbeda dan memancarkan radiasi. Sifat inilah yang digunakan sebagai dasar
analisis dan untuk mempelajari mekanisme reaksi.
a.
Analisis
Pengaktifan
Bermacam-macam
zat dalam jumlah sedikit dapat dianalisis dengna pengaktifan neutron.
Penyinaran neutron pada sampel dapat mengubah beberapa atom menjadi isotop
radioaktif. Dengan alat analisator, dapat diketahui konsentrasi masing-masing
zat penyusunnya.
Salah
satu penggunaan teknik ini adalah analisis rambut kepala Napoleon. Lebih dari
100 tahun Napoleon meninggal, ditunjukkan bahwa Kaisar Prancis tersebut telah
diberi arsenic dalm jumlah yang cukup banyak dan mungkin menyebabkan
kematiannya.
b.
Analisis
dengan Metode Pelarutan Isotop
Kelarutan
air dalam benzene atau hidrokarbon yang lain adalah sangat kecil jika diiukur
dengan metode fisika atau kimia biasa. Dengan jumlah tertentu dari isotop
radioaktif tritium (3H) sebagai tritium oksida, dapat diketahui
kelarutan air dalam benzene atau hidrokarbon yang lain dengan cara mengukur
aktivitasnya.
2.
Radioisotop
sebagai Penurut (Pelacak)
Jenis
isotop yang digunakan untuk perunut bergantungpada proses yang akan dipelajari
(diteliti). Radioisotope yang biasa digunakan sebagai perunut antara lain 3H,
11C, 13N, 15O, 22Na, 24Na,
32P, 45Ca, 59Fe, 60Co, 64Cu.
82Br, 131I, dan 203Hg. Teknik perunut dapat
digunakan baik untuk analisis maupun untuk mempelajari mekanisme reaksi.
Prinsip teknik ini adalah mengikuti perpindahan radioisotope dengan detector.
a.
Reaksi
Esterifikasi
Reaksi
esterifikasi adalah reaksi pembentukan ester, misalnya reaksi antara asam
karboksilat dan alcohol.
Pembentukan
1 molekul ester diikuti dengan pembentukan 1 molekul air. Tiap molekul air
terbentuk dari 1 atom O dan 2 atom H yang berasal dari asam karboksilat dan
alcohol.
b.
Fotosintesis
Dengan
metode yang sama dengan reaksi esterifikasi, dapat diketahui bahwa oksigen yang
diperlukan untuk pembentukan karbohidrat dari CO2 dan H2O
pada reaksi fotosintesis berasal dari H2O, bukan dari CO2.
Reaksi sederhanya :
6CO2
+ 6H2O* → C6H12O6 + 6O2
c.
Teknik
Perunut untuk Kedokteran
Dalam
bidang kedokteran, teknik perunut juga sering digunakan untuk mengetahui
kelainan-kelainan organ dalam tubuh. Radioisotop 131I digunakan untuk
menentukan volume darah, volume plasma, aktivitas hati, dan metabolism lemak.
Radioisotope
24Na digunakan untuk mengetahui penyempitan atau gangguan system peredaran
darah. Larutan 24NaCl diinjeksikan ke dalam urat darah pada lengan atau kaki.
Adanya penyempitan pembuluh darah atau gangguan lain akan ditunjukkan oleh
detector tersebut.
3.
Radioisotop
sebagai Sumber Energi
Radiasi
energi tinggi yang dipancarkan oleh radioisotope data membunuh bakteri dan
insekta sehingga dapat digunakan untuk sterilisasi dan pengawetan bahan
makanan.
Bidang
Kedokteran
Radiasi
radioisotope dapat digunakan untuk menghancurkan pertumbuhan kanker, misalnya 60Co
(pemancar gamma).
4.
Radioisotop
dalam Bidang Industri dan Bidang Lainnya
Radioisotop
digunakan dalam berbagai bidang industry dan bidang – bidang lain, misalnya
untuk menguji kualitas produk dan pendeteksian barang.
a.
Mengukur
Tebal dan Rapat Jenis dengan Metode Absorpsi (Serap)
Alat
untuk keperluan ini biasanya digunakan radioisotope pemancar beta dan gama.
Radiasi yang diserap oleh suatu benda bergantung pada tebal dan rapat jenis
benda tersebut. Misalnya, dinding kapal laut tersebut telah dipaka cukup lama
(misalnya 5 tahun), tebal dinding kapal tersebut menipis dan perlu dilakukan
pengukuran kembali. Karena rapat jenisnya diketahui maka tepal pelat dapat
diukur. Sebaliknya, jika tebal suatu benda diketahui maka dengan teknik radiasi
dat diukur rapat jenisnya (pada masa lalu pengukuran dilakukan dengan cara
mengebor dinding kapal).
Di
Indonesia, metode ini telah digunakan dalam berbagai bbidang, misalnya sebagai
berikut.
-
Di pabrik karet,
radioisotope digunakan untuk mengukur tebal lembaran karet
-
Di pabrik aluminium,
radioisotope digunakan unutk mengukur tebal pelat aluminium sebelum digunakan
dan dijual ke pasaran.
-
Radioisotop digunakan
untuk mengukur kepadatan aspal dan beton ladasan kapal udara dan jalan raya
b.
Metode
Radiografi
Detektor
yang digunakan dalan radiografi umumnya berupa film. Khusus untuk pemeriksaan
bagasi/kopor penumpang pesawat udara, digunakan tabir flouresen/layar TV.
Prinsip
Dasar Metode Radiografi
Setelah
menembus benda yang diperiksa, radiasi jatuh di atas film. Kemudian, film tersebut dicuci dengan
cairan khusus maka pada film akan terjadi bayangan hitam. Jika dalam
kopor/benda yang diperiksa terdapat benda asing maka dari bayangan hitam yang
terjadi dapat dianalisis pada film/bayangan yang terpendar pada tabir
flouresen. Metode ini digunakan untuk :
1) Mengukur
tebal karat dalam pelat baja
2) Mengevaluasi
sambungan las
3) Mengevaluasi
mutu beton dan besi cor
4) Mengevaluasi
isi kopor penumpang pesawat udara.
c.
Mengukur
Tinggi Permukaan
Untuk
keperluan mengukur tinggi permukaan, digunakan radioisotope pemancar gama
berenergi tinggi, misalnya 60Co. Sumber radiasi dan detector dapat diletakkan
pada bagian tertentu yang tidak dapat bergerak. Jika permukaan tangki/isi
cetakan telah sampai pada ketinggian tertentu sesuai sumber radiasi dan
detector, system akan berhenti secara otomatis. Alat ini digunakan di pabrik
pengecoran baja.
d.
Pembangkit
Listrik Tenaga Nuklir
Energi
yang dihasilkan dalam reactor nuklir ditransfer untuk mendidihkan ari dalam
ketel. Uap yang dihasilkan ketel dialirkan ke turbin untuk menggerakkan
generator listrik.
e.
Penyediaan
Benih Unggul dan Pengawetan Bahan Makanan
Radiasi
sinar gama banyak digunakan untuk membasmi bakteri sehingga biji-bijian dan
bahan makanan dapat disimpan lebih lama. Bahan makanan yang diradiasi juga
memperpanjang waktu untuk tidak tumbuh akar.
H.
Energi Nuklir dapat Diperoleh:
a. Energy dari Proses
Pembelahan
Reaksi
rantai dapat dikontrol dalam reaktor nuklir dengan menggunakan boron atau
kadmium yang menangkap neutron thermal secara efisisen .pembelahan dari 0,0072
gram 235U dalam 1 gram uranium alamiah menghasilkan 576 MJ (160
kWh)ekivalen dengan kalor yang dihasilkan oleh 25 ton batubara.
b. Energy dari reaksi
fusi
Penggunaan
dari reaksi telah menghasilkan sekurang-kurangnya dua macam bom hidrogen
a)
3H
+3H 4He
+ 1n + 17.6 MeV
b)
6H
+ 2H 2
4He + 22.3 MeV
7Li + 2H 2
4He + 1n +14.1 MeV
Reaksi
berlangsung pada suhu 106 0C ,oleh karena itu perlu
disulut dengan reaksi bom Fisi.
Daya
rusak bom ini ekivalen dengan 50 megaton TNT.
Sebagai
perbandingan data dibawah menunjukkan berapa lama waktu yang diprlukan untuk
menjalankan stsion tenaga listrik 250 MW dengan bahan bakar 50 kg.
Bahan
Bakar
|
waktu
|
Batu
bara
Uranium
(fisi)
Hydrogen
(fusi)
|
1/3
detik
13
hari
3
bulan
|
I.
Dosis Radiasi
Keaktifan
suatu zat radioaktif adalah jumlah disintegrasinuklir per detik yang terjadi
dalam cuplikan tersebut .
Curie dan Becqurel
Satuan
keaktifan yang dahulu digunakan adalah curie
dengan lambang Ci. Satu curie sama dengan laju disintegrasi yang terjadi dalam
1.0 g cuplikan radium yaitu sama dengan 37 milliard disintegrasi per detik.
1 Ci = 3,7 x 1010
disintegrasi/s
Satuan
SI untuk keaktifan adalah Becquerel dengan lambang Bq.
1Ci = 3,7 x 1010
Bq
Rad dan Gray
Untuk
menyatakan jumlah atau dosis. Di amerika satuan dosis yang umum digunakan
adalah rad dengan lambang rd ( rad =
radiation absorted dose ).
Satu
rad setara dengan penyerapan 10-5 j per gram jaringan.
Satuan
SI untuk dosis adalah gray dengan
lambang Gy.satu Gray setara dengan energy sebanyak 1 joule yang diserap oleh
setiap oleh setiap kg zat.
1 rd = 10-5
j/g
1 Gy = 1 j/kg
1Gy = 100 rd
Rem dan RBE
Radiasi
neutron lebih berbahaya dari beta dengan energy dan intensitas yang sama. Untuk
membedakan pengaruh macam radiasi digunakan satuan rem, (Rem = radiation
equivalen of man)
Satu
rad sinar alfa lebuh merusak daripada satu rad sinar beta. Oleh karena itu rad
biasanya dikalikan dengan factor yang mengukur kerusakan biologi relative yang
disebabkan oleh radiasi . Faktor ini disebut RBE (Relative Biologycal
Effectieness Radiation). Hasil kali rad dan RBE menghasilkan dosis efektif yang
disebut rem. (Rontgen Equivalen for Man).
Rem = rad x RBE
Rem = gray/100 x
RBE
Satu
rem suatu macam radiasi akan menghasilkan pengaruh biologi yang sama.
J.
Pengaruh
Radiasi
Dosis
(rem) pengaruh
0 – 20 tidak terdeteksi pengaruh
klinik
20 - 50 sedikit, pengurangan
sementara butir darah putih
100 - 200 pengurangan yang banyak dari
butir darah putih
500 mati (setengah dari
bagian yang kena radiasi) setelah 30 hari.
K. Limbah radioaktif
Limbah
radioaktif didefinisikan sebagai bahan radioaktif sisa atau yang sudah tidak
terpakai atau bahan yang terkontaminasi dengan sejumlah zat radioaktif pada
kadar atau tingkat radioaktivitas yang melampaui nilai batas keselamatan yang
ditetapkan.
Limbah
radioaktif secara volumetric jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan limbah
industry dan limbah perkotaan. Limbah radioaktif yang telah diolah disimpan
sementara digudang penyimpanan limbah yang kedap air (10-50tahun) sebelum
disimpan secara lestari. Tempat
penyimpanan limbah lestari dipilih ditempat atau lokasi khusus, dengan kondisi
geologi yang stabil.
Di
bidang penelitian dan pengembangan nuklir, fasilitas daur bahan bakar
(fabrikasi bahan bakar dan olah ulang) dan PLTN juga menimbulkan sejumlah limbah.
Sebagian dari limbah ini adalah limbah terkontaminasi dengan sejumlah zat
radioaktif pada kadar atau tingkat radiasi yang melampaui batas keselamatan
seperti misalnya pakaian kerja bekas, limbah kertas, potongan kain, bahan
bekas, perkakas, cairan dan sebagianya. Sehingga limbah radioaktif dapat
didefinisikan sebagai bahan bekas serta peralatan yang telah terkena zat
radioaktif atau menjadi radioaktif karena operasi nuklir dan tidak dapat
dipergunakan lagi.
Disisi
lain, pemakaian zat radioaktif untuk kegiatan kedokteran (diagnosis dan terapi)
dirumah sakit dan klinik, serta pembuatan obat-obatan radioaktif (radiofarmasi)
menghasilkan limbah radioaktif. Pengelompokkan limbah radioaktif bergantung
pada kandungan bahan radioaktif yang terkandung dalam limbah radioaktif.
Bahan
radioaktif yang terkandung dalam limbah radioaktif mempunyai waktu paruh
tertentu dan akan memancarkan radiasi secara terus – menerus. Untuk itu
informasi tentang waktu paruh menjadi suatu pertimbangan pada pengukuran
radioaktivitasnya.
Penyimpanan
limbah radioaktif bertujuan untuk mengisolasi tingkat radioaktivitas dari
lingkungan sekitar kita pada jangka waktu tertentu.
Umlah
limbah radioaktif yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan dengan limbah
rumah tangga dan limbah industry sehingga metode penyimpanan yang dipilih
disesuaikan dengan jenis limbah radioaktif yang akan diolah.
DAFTAR PUSTAKA
·
Hiskia
Ahmad, 1992. Kimia Unsur dan Radiokimia, PT. Citra Adytia Bakti
·
http://www.edukasi.net/index.php?mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Materi%20Pokok/view&id=198&uniq=2169