BAB
I
PENDAHULUAN
Pada
pembahasan ini akan dijelaskan mengenai unsur alkali dan alkali tanah. Unsur-unsur
alkali disebut juga logam alkali. Dinamakan logam karena memiliki sifat-sifat
logam seperti mempunyai permukaan yang mengkilap serta mempunyai daya hantar
panas dan listrik yang baik. Dan disebut alkali karena bereaksi dengan air dan
membentuk senyawa hidroksida yang bersifat basa. Logam alkali bersifat sangat
reaktif sehingga selalu ditemukan di alam dalam bentuk senyawa. Kecuali litium
atom unsur-unsur ini mempunyai konfigurasi elektron np6 (n+1) s1
. Diantara unsur-unsur dalam satu perioda unsur alkali adalah unsur dengan
ukuran terbesar.
Unsur-unsur
ini mempunyai energi ionisasi kecil. Makin besar nomor atom, energi ionisasi
berkurang. Unsur-unsur ini dapat memancarkan elektron jika disinari dengan
cahaya. Oleh karena itu sesium dan kalium biasanya digunakan dalam sel
fotolistrik.
Unsur-unsur
ini mempunyai keelektronegatifan kecil, oleh sebab itu membentuk senyawa ion
(menghasilkan senyawa dengan perbedaan keelektronegatifan besar).
Logam alkali tanah terdiri dari 6
unsur yang terdapat di golongan IIA. Yang termasuk ke dalam golongan II A yaitu
: Berilium (Be), Magnesium (Mg), Calcium (Ca), Stronsium (Sr), Barium
(Ba), dan Radium (Ra). Di sebut logam karena memiliki sifat-sifat seperti
logam. Disebut alkali karena mempunyai sifat alkalin jika direaksikan dengan
air. Dan istilah tanah karena oksidasinya sukar larut dalam air, dan banyak
ditemukan dalam bebatuan di kerak bumi. Oleh sebab itu, istilah “alkali tanah”
biasa digunakan untuk menggambarkan kelompok unsur golongan II A. Tiap logam
memiliki konfigurasi elektron sama seperti gas mulia atau golongan VIII A,
setelah di tambah 2 elektron pada lapisan kulit S paling luar. Contohnya
konfigurasi elektron pada Magnesium (Mg) yaitu : 1s22s22p63s2
atau (Ne) 3s2. Ikatan yang dimiliki kebanyakan senyawa logam alkali
tanah adalah ikatan ionik. Karena, elektron paling luarnya telah siap untuk di
lepaskan, agar mencapai kestabilan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Jenis
dan Sifat Alkali dan Alkali Tanah
1.
Jenis dan Sifat Alkali
a.
Jenis – jenis Alkali
1)
Senyawaan Biner
Logam-logam breaksi langsung dengan
sebagian unsur-unsur menghasilkan senyawaan biner atau aliasi. Sebagian besar
diberikan untuk unsur yang tepat. Yang paling penting adalah oksida, diperoleh
dgn pembakaran. Mereka dengan mudah terhidrolisis oleh air :



M2O2 + 2H2O 2M+ + 2OH-+ H2O2
2MO2 + 2H2O O2 + 2M+ + 2OH- + H2O2
2) Hidroksida
Hidroksidanya putih, mrupakan padatan
Kristal NaOH yg menyerap air (titik leleh 3180) & KOH (titik
leleh 3600). Padatan & larutan akuanya menyerap CO2 dari
atmosfir. Juga larutan secara bebas & eksotermis dlm air & dlm alkohol
juga digunakan bilamana dibutuhkan basa alkali yg kuat.
3) Garam-garam
ionik
Sifat-sifat sejumlah senyawaan
litium b’beda dari senyawaan unsur-unsur golongan I lainnya, namun mirip dengan
senyawaan Mg2+. Banyak sifat anomali timbul dari ukuran
Li+ yg paling kecil & pengaruhnya dlm energi kisi. Sebagai
tambahan bagi contoh yg telah diberikan, dicatat bahwa LiH stabil sampai
kira-kira 9000 sedangkan NaH terdekomposisi pada 3500. Li3N stabil
sedangkan Na3N tidak terdapat pada 250. Litium Hidroksida
terdekomposisi pada nyala merah menjadi Li2O, sedangkan hidroksida
lainnya MOH tersublimasi tanpa berubah; LiOH dpt dianggap kurang larut
dibandingkan hidroksida lainnya. Karbonatnya, Li2CO3,
secara termal kurang stabil relatif terhadap Li2O dan CO2
dari pada karbonat logam alkali yang lain. Kelarutan garam Li+ mirip
dengan Mg2+. Jadi LiF cukup larut (0,27 g/100 g H2O pada
180) dan mengendap dlm laiutan NH4F dlm amonia; LiCl, LiBr, LiI dan
khususnya LiClO4 larut dalam etanol, aseton, dan asetil asetat; LiCl
larut dlm piridin
b.
Sifat Alkali
1)
Dari atas
kebawah,jari-jari atom dan massa jenis bertambah, sedangkan titik cair dan
titik didih berkurang
2)
Energi ionisasi dan
keelektronegatifan rendah
3)
Spektra emisi dengan
warna nyala yang khas
4)
Dapat menghantarkan
panas dan listrik dengan baik
5)
Reduktor yang kuat
6)
Mudah bereaksi dengan
sangat reaktif dengan unsur non logam
7)
Mudah bereaksi dengan
air, hydrogen, oksigen, dan halogen
8)
Dari atas
kebawah,jari-jari atom dan massa jenis bertambah, sedangkan titik cair dan
titik didih berkurang
9)
Energi ionisasi dan
keelektronegatifan rendah
10) Spektra
emisi dengan warna nyala yang khas
11) Dapat
menghantarkan panas dan listrik dengan baik
12) Reduktor
yang kuat
13) Mudah
bereaksi dengan sangat reaktif dengan unsur non logam
14) Mudah
bereaksi dengan air, hydrogen, oksigen, dan halogen
15) Sifat
atomic

2.
Sifat Alkali Tanah
a.
Logam Alkali Tanah
![]() |
Berilium Kalsium
Stronsium Barium Magnesium
b.
Sifat Alkali Tanah
1)
Sifat fisis seperti
titik cair, rapatan, dan kekerasan lebih besar dibandingkan dengan logam alkali
seperiode
2)
Dalam satu golongan
dari atas ke bawah, jari-jari atomnya meningkat secara beraturan. Peningkatan
jari-jari atom menyebabkan energi ionisasi dan keelektronegatifan menurun.
3)
Garam alkali tanah
memancarkan spectrum emisi jika dibakar
4)
Sifat kimia logam
alkali tanah mirip dengan logam alkali, tetapi logam alkali tanah kurang
reaktif daripada logam alkali dalam satu periode.
5)
Reduktor yang kuat
B. Cara
Memperoleh Alkali dan Alkali Tanah
1. Cara
Memperoleh Alkali
Logam Alkali
|
Ekstraksi Logam Alkali
|
Litium (Li)
|
Metode Elektrolisis
Sumber logam Li
merupakan mineral spoduemene [LiAl(SiO)3]. Spodumene dipanaskan pada suhu
100°C, lalu dicampur dengan H2SO4 panas,
dan dilarutkan ke air untuk memperoleh larutan Li2SO4
. Kemudian, Li2SO4
direaksikan dengan Na2CO3
untuk membentuk Li2CO3yang sukar
larut.
Li2SO4
+ Na2CO3 →
Li2CO3 + Na2SO4
Setelah itu, Li2CO3
direaksikan dengan HCl untuk membentuk LiCl.
Li2CO3
+ 2HCl → 2LiCl + H2O + CO2
Li dapat diperoleh
dari elektrolisis lelehan LiCl sebagai berikut :
Katoda : Li+(l) + e- → Li(l)
Anoda : Cl-(l) → 1/2 CO2(g)
+ e-
Karena titik leleh
LiCl tinggi (> 600°C), biaya elektrolisis menjadi mahal. Nmaun biaya dapat
ditekan dengan cara menambahkan KCl (55% LiCl dan 45% KCl) yang dapat
menurunkan titik leleh menjadi 430°C
|
Natrium (Na)
|
Metode Elektrolisis
Sumber utam logam Na
adalah garam batu dan air laut. Na hanya dapat diperoleh dari eektrolisis
lelehan NaCl menggunakan Sel Down.
Katoda : Na+(l) + e- → Na(l)
Anoda : Cl-(l) → 1/2 CO2(g)
+ e-
|
Kalium (K)
|
Metode Reduksi
Sumber utam logam Na
adalah silvit (KCl). Logam K diperoleh dengan metode reduksi dimana lelehan
KCl direaksikan dengan Na.
Na +
KCl → K + NaCl (T=850°C)
Reaksi ini berada
dalam kesetimbangan. Karena K yang terbentuk mudah menguap, maka K dapat
dikeluarkan dari sistem dan kesetimbagan akan bergeser ke kanan untuk terus memproduksi
K.
|
Rubidium (Rb)
|
Metode Reduksi
Logam Rb dibuat
dengan mereduksi lelehan senyawa RbCl.
Na +
RbCl → Rb + NaCl
Reaksi ini berada
dalam kesetimbangan. Karena Rb yang terbentuk mudah menguap, maka Rb dapat
diproduksi terus dengan cara dikeluarkan dari sistem dan kesetimbagan akan
bergeser ke kanan untuk terus memproduksi Rb.
|
Sesium (Cs)
|
Metode Reduksi
Logam Cs dibuat
dengan mereduksi lelehan senyawa CsCl.
Na +
CsCl → Cs + NaCl
Reaksi ini berada
dalam kesetimbangan. Karena Cs yang terbentuk mudah menguap, maka Cs dapat
diproduksi terus dengan cara dikeluarkan dari sistem dan kesetimbagan akan
bergeser ke kanan untuk terus memproduksi Cs.
|
2. Cara
Memperoleh Alkali Tanah
a.
Berilium diperoleh
melalui proses elektrolisis lelehan garam berilium klorida dengan penambahan
suatu elektrolit
b.
Magnesium diperoleh
melalui elektrolisis lelehan MgCl2
c.
Kalsium dibuat dari
senyawa CaCO3 (batu kapur) untuk menghasilkan CaCl2.
Lelehan CaCl2 dielektrolisis untuk menghasilkan kalsium di katode.
C. Keberadaan
Unsur Alkali dan Alkali Tanah di Alam
1. Keberadaan
Unsur Alkali
Unsur
|
Persen di kerak bumi
|
Keberadaan di alam
|
Gambar
|
Litium
|
0,0007% di bebatuan beku
|
Dalam spodumene LiA(SiO3)2
|
![]() |
Natrium
|
2.8%
|
Dalam garam
batu NaCl, sendawa Chili NaNO3, karnalit KMgCl3 6H2O, trona Na5(CO3) 2 HCO3 2H2O dan
air laut
|
![]() |
Kalium
|
2.6%
|
Dalam
silvit (KCl), garam petre KNO3, dan karnalit KCL MgCl2 6H2O
|
![]() |
Rubidium
|
0.078%
|
Dalam Lepidolit
|
![]() |
Sesium
|
0,0003%
|
Dalam
polusit (Cs4Al4Si9O26) H2O dan
sedikit dalam lepidolit
|
![]() |
Fransium
|
Sangat
sedikit
|
Berasal
dari peluruhan Aktinium (Ac). Bersifat radioaktif dengan waktu paro 21,8
menit
|
![]() |
Senyawa-senyawa alkali yang paling banyak terdapat di
alam adalah senyawa natrium dan kalium. Unsur alkali yang paling sedikit
dijumpai adalah fransium, sebab unsur ini bersifat radioaktif dengan waktu
21 menit, sehingga mudah berubah menjadi unsur lain. Natrium terutama
didapatkan pada air laut dalam bentuk garam NaCl yang terlarut.
Selain berupa NaCl, natrium tersebar di kulit bumi
sebagai natron (Na2C03.10H20), kriolit (Na3AlF6),
sendawa chili (NaNO3), albit (Na2).Al2O3.3SiO2)
dan boraks (Na2B4O7.1OH2). Berikut
adalah keberadaan unsur alkali di alam :
a.
Na, K terdapat
dalam jumlah yang cukup banyak di air laut , kerak bumi, dan komponen dari
tumbuh-tumbuhan.
b.
Li, Rb, Cs terdapat dalam jumlah yang relatif sedikit di air laut dan kerak
bumi.
c.
Fr jarang
ditemukan karena merupakan hasil peluruhan bahan radioaktif 227Ac
dengan waktu 21 menit.
Adapun logam-logam alkali lainnya
sedikit dijumpai di alam. Jumlah litium relatif lebih banyak daripada sesium
dan rubidium.
2. Keberadaan
Unsur Alkali Tanah
Unsur
|
Persen di kerak bumi
|
Keberadaan di alam
|
Gambar
|
Berilium
|
-
|
Dalam mineral beril [(Be3Al2(SiO6)] dan
krisoberil Al2BeO4
|
![]() |
Magnesium
|
No. 7 terbanyak
1,9 %
|
Sebagai senyawa MgCl2 di air laut dan deposit garam. Juga dalam
senyawa karbonat dalam mineral magnesit (MgCO3) dan dolomit (MgCa(CO3)2,
serta dalam senyawa epsomit sulfat
(MgSO4.7H2O).
|
![]() |
Kalsium
|
No. 5 terbanyak
3,4 %
|
Dalam senyawa karbonat, fosfat, sulfat, dan fluorida. Senyawa karbonat
CaCO3 terdapat dalam kapur, batu kapur, dan
marbel.
|
![]() |
Stronsium
|
0,03 %
|
Dalam mineral selestit (SrSO4) dan stronsianit.
|
![]() |
Barium
|
0,04 %
|
Dalam mineral baritin (BaSO4) dan witerit (BaCO3)
|
![]() |
Radium
|
0,33 ppm
|
Dalam bijih uranium
|
![]() |
D. Identifikasi
Alkali dan Alkali Tanah
Dengan
menggunakan reaksi nyala :


Identifikasi
Kation-Kation Golongan Sisa (V)
Kation-kation Golongan V (Mg2+, Na+,
K+,) dapat diidentifikasi satu persatu tanpa pemisahan pendahuluan.
Proses identifikasinya adalah sebagai berikut :
a.
Pengolahan
Filtrat dari Golongan IV
Filtrat dari Golongan IV yang
mungkin mengandung garam-garam Mg, Na, K, dan ammonium diuapkan sampai kering
dan dipanaskan sampai semua garam ammonium telah menguap. Adanya residu
menunjukkan adanya satu atau lebih dari logam ini. Olah residu yang kering
dengan menambahkan 4 ml air, aduk, panaskan selama 1 menit kemudian saring. Residunya
diuji terhadap Mg dan filtratnya untuk menguji adanya Na dan K. Jika residu
melarut sempurna dalam air, encerkan larutan yang terjadi (jika perlu, setelah
disaring) sampai kira-kira 6 ml, dan bagi menjadi tiga bagian yang kira-kira
sama. Bagian yang pertama digunakan untuk menguji Mg dengan larutan oksina yang
telah disiapkan (pastikan Mg dengan memberlakukan uji magneson kepada 3-4 tetes
larutan). Sedangkan bagian kedua dan ketiga digunakan terhadap uji Na dan K.
b.
Identifikasi
Kation Magnesium (Mg2+)
Residu dilarutkan dalam beberapa
tetes HCl encer dan tambahkan 2-3 ml air. Kemudian bagi menjadi dua bagian yang
tidak sama.
Bagian yang lebih banyak.
Olah 1 ml larutan oksina 2 % dalam asetat 2M dengan 5
ml larutan ammonia 2M. Jika perlu panaskan untuk melarutkan setiap oksina yang
diendapkan. Tambahkan NH4Cl kepada larutan uji, diikuti dengan
reagensia oksina amoniakal yang telah dibuat. Kemudian panaskan sampai mendidih
selama 1-2 menit (bau NH3 harus terbedakan). Adanya endapan kuning
muda menandakan adanya Mg oksinat.
Bagian yang lebih sedikit.
Sekitar 3-4 tetes sampel tambahkan 2
tetes reagensia ‘magneson’ diikuti dengan beberapa tetes NaOH sampai basa.
Adanya endapan biru memastikan adanya Mg. Uji ini bergantung pada adsorpsi
reagensia, yang merupakan suatu zat pewarna, diatas Mg(OH)2 dalam
larutan basa maka akan dihasilkan bahan pewarna biru.
Semua logam, kecuali logam-logam
alkali tidak boleh ada. Garam ammonium mengurangi kepekaan uji ini dengan
mencegah pengendapan Mg(OH)2, dan karenanya harus dihilangkan
terlebih dahulu.
c.
Identifikasi
Kation Natrium (Na+)
Filtrat bagian pertama digunakan
untuk mengidentifikasi kation Na. filtrate ditambahkan sedikit uranil magnesium
asetat, kocok, dan diamkan selama beberapa menit. Adanya endapan kristalin
kuning menandakan Na ada.
Na+ +
Mg2+ + 3U2 2+ + 9CH3COO - → NaMg(UO2)3(CH3COO)9
↓
Pengendapan yang paling baik untuk
ion-ion natrium adalah pengendapan dengan uranil magnesium atau zink asetat.
Uji nyalanya akan menghasilkan warna kuning kuat yang bertahan lama (khas).
Runutan natrium mungkin terbawa masuk dari reagensia selama nalisis, maka
sangat penting untuk memperhatikan warna kuning kuat yang muncul dan bertahan
lama. Jika warnanya kuning lemah maka boleh diabaikan.
d.
Identifikasi
Kation Kalium (K+)
Filtrat ditambahkan dengan sedikit
larutan natrium heksanitritokobaltat (III) atau kira-kira 4 mg zat padatnya dan
beberapa tetes asam asetat encer. Aduk-aduk, dan jika perlu diasamkan selama
1-2 menit. Adanya endapan kuning K3[Co(NO2)6]
menandakan adanya K.
3K+
+ [Co(NO2)6]3- → K3[Co(NO2)6]
↓
Endapan tak larut dalam asam asetat
encer. Jika ada natrium dalam jumlah yang lebih banyak (atau jika reagensia
ditambahkan berlebihan) terbentuk suatu garam campuran, K2Na[Co(NO2)6].
Endapan terbentuk dengan segera dalam larutan-larutan pekat, dan lambat dalam
larutan encer, pengendapan dapat dipercepat dengan pemanasan.
Pastikan dengan uji nyala dan lihat
melalui dua lapisan kaca kobalt warna merah (biasanya tidak tetap (transien)).
Sebaiknya kaca kobalt itu diuji dengan garam kalium untuk memastikan bahwa kaca
itu baik kondisinya. Pada beberapa contoh kaca kobalt menyerap sama sekali
garis-garis merah kalium. Oleh karena itu dianjurkan untuk memakai spektroskop
sederhana bila tersedia.
E.
Reaksi – reaksi Unsur
Alkali dengan Alkali Tanah
1.
Reaksi - reaksi Logam Alkali
a.
Reaksi logam alkali dengan Halogen
Reaksi antara logam alkali dengan halogen berlangsung sangat
cepat, membentuk halida logam. Reaksi:
2 M(s) + X2 →
2 MX(s)
dengan:
M = logam alkali (Li, Na, K, Rb, Cs)
X = halogen (F, Cl, Br, I)
Reaktifitas logam alkali semakin meningkat jika energi
ionisasinya semakin berkurang, sehingga Cs > Rb > K > Na > Li
b. Reaksi
Logam Alkali dengan Hidrogen dan Nitrogen
Logam
alkali bereaksi dengan gas hidrogen membentuk senyawa
putih berbentuk kristal yang disebut hidrida, MH.
Reaksi terjadi dengan lambat pada suhu kamar dan membutuhkan pemanasan untuk
melelehkan logam alkali. Reaksi:
2 M(s) + H2(g) → 2 MH(s)
Tidak
semua logam alkali bereaksi dengan nitrogen, hanya litium yang membentuk litium
nitrit (Li3N)
Reaksi:
6Li(s) +
N2(g) → 2 Li3N(s)
c.
Reaksi Logam Alkali dengan Oksigen
Reaksi antara logam alkali dengan oksigen berlangsung sangat cepat.
Produk yang dihasilkan berbeda, tergantung pada kondisi reaksi dan berapa
banyak oksigen yang ada, seperti oksida (bilangan oksidasi O = –2), peroksida
(bilangan oksidasi O = –1), dan superoksida (bilangan oksidasi O = –½) Reaksi:
4 Li(s) + O2(g) à 2 Li2O(s) ——— Oksida, O = –2
2 Na(s) + O2(g) àNa2O2(s) ——— Peroksida, O = –1
K(s) + O2(g) à KO2(s) ——— Superoksida, O = –½
d.
Reaksi Logam Alkali dengan Air
Logam alkali bereaksi dengan air membentuk gas hidrogen dan
hidroksida logam alkali, MOH. Reaksi:
hidroksida logam alkali, MOH. Reaksi:
2 M(s) + 2 H2O(l) → 2 M+(aq)
+ 2 OH–(aq) + H2(g)
dengan
M = Li, Na, K, Rb, Cs
Reaksi logam alkali dengan oksigen merupakan reaksi redoks, di mana
logam (M) kehilangan elektron dan hidrogen dari air memperoleh elektron
e.
Reaksi Logam Alkali dengan Amonia
Logam alkali bereaksi dengan amonia membentuk gas H2 dan logam amida
(MNH2). Reaksi ini sama dengan reaksi logam alkali dengan air
Reaksi:
Reaksi:
2 M(s) + 2 NH3(l) → 2 M+(s) + 2 NH2(s)
+ H2(g)
dengan M = Li,
Na, K, Rb, Cs
2.
Reaksi – reaksi logam Alkali
Tanah
![]() |
![]() |
||||
![]() |
||||
![]() |
F.
Aplikasi Logam Alkali dan
Alkali Tanah dalam Kehidupan Sehari-hari
1.
Alkali
a.
Litium
1)
Digunakan pada
baterai untuk alat pacu jantung, kalkulator, jam, kamera
2)
Digunakan
untuk paduan logam Mg dan Al. paduan ini bersifat ringan tetapi kuat sehingga
dimanfaatkan untuk komponen pesawat terbang
b.
Natrium
1)
Uap
Na digunakan pada lampu jalanan untuk memberikan warna kuning
2)
Lelehan
Na digunakan sebagai pendingin pada reactor nuklir
3)
NaOH
digunakan untuk membuat produk, seperti rayon, kertas, dan sabun.
4)
Senyawa
Na, seperti garam NaCl, Na2SO3, NaNO2, danNaNO3
digunakan pada makanan.
5)
Senyawa
Na2CO3 digunakan untuk bahan tekstil, penyemakan kulit
dan deterjen untuk melunakkan air sadah
c.
Kalium
1)
Senyawa
KNO3 danK Cl digunakan sebagai bahan peledak dan kembang api atau
petasan. KNO3 menyuplai oksigen untuk membakar bahan bakar.
2)
Pupuk
mengandung K yang penting bagi pertumbuhan tanaman
3)
Di
dalam tubuh, K dan Na diperlukan sel saraf untuk mengirim sinyal – sinyal listrik
4)
Di
salam dunia kedokteran, gerakan ion Na dan K dalam sel otak digunatak untuk
mengukur gelombang otak
d.
Rubidium
Rb emiliki energy ionisasi yang rendah dan digunakan
pada sel fotolistrik seperti fotomultipler untuk mengubah energy cahaya menjadi
energy listrik. Rb juga digunakan sebagai osilator untuk aplikasi seperti
navigasi dan komunikasi militer.
e.
Sesium
1)
Cs
digunakan pada sel fotolistrik. Jika terkena cahaya, Cs akan melepas
elektronnya yang akan tertarik menuju ke elektroda postif.
2.
Alkali
Tanah
a.
Berilium
1)
Berilium
digunakan untuk memadukan logam agar lebih kuat, akan tetapi bermasa lebih
ringan. Biasanya paduanini digunakan pada kemudi pesawat Zet.
2)
Berilium
digunakan pada kaca dari sinar X.
3)
Berilium
digunakan untuk mengontrol reaksi fisi pada reaktor nuklir.
4)
Campuran
berilium dan tembaga banyak dipakai pada alat listrik, maka Berilium
sangat penting sebagaikomponen televisi.
5)
Be mempunyai penampang
lintang absorbs kecil (tidak menyerap neutron), digunakan pada industri energi
nuklir
b.
Magnesium
1)
Magnesium digunakan untuk memberi warna putih terang pada
kembang api dan pada lampu Blitz.
2)
Senyawa MgO dapat digunakan untuk melapisi tungku, karena
senyawa MgO memiliki titik leleh yang tinggi.
3)
Senyawa Mg(OH)2 digunakan dalam pasta gigi untuk
mengurangi asam yang terdapat di mulut dan mencagah terjadinnya kerusakan gigi,
sekaligus sebagai pencegah maag
4)
Mirip dengan Berilium
yang membuat campuran logam semakin kuat dan ringan sehingga biasa
digunakan pada alat alat rumah tangga.
c.
Kalsium
1)
Kalsium digunakan pada obat obatan, bubuk pengembang kue dan
plastik.
2)
Aliasi untuk bahan konstruksi pesawat terbang
3)
Senyawa CaSO4 digunakan untuk membuat Gips yang
berfungsi untuk membalut tulang yang patah.
4)
Senyawa CaCO3 biasa digunakan untuk bahan
bangunan seperti komponen semen dan cat tembok.Selain itu digunakan untuk
membuat kapur tulis dan gelas.
5)
Kalsium Oksida (CaO) dapat mengikat air pada Etanol karena
bersifat dehidrator,dapat juga mengeringkan gas dan mengikat Karbondioksida
pada cerobong asap.
6)
Ca(OH)2 digunakan sebagai pengatur pH air limbah
dan juga sebagai sumber basa yang harganya relatif murah
7)
Kalsium Karbida (CaC2) disaebut juga batu karbit
merupakan bahan untuk pembuatan gas asetilena (C2H2) yang
digunakan untuk pengelasan.
8)
Kalsium banyak terdapat pada susu dan ikan teri yang
berfungsi sebagai pembentuk tulang dan gigi.
9)
Pembuatan adonan kapur
untuk bangunan.
Pada
dasarnya batu kapur merupakan senyawa unsur logam alkali tanah yang amat
penting. Adonan kapur ( Kalsium Oksida (CaO)
) yang terdiri atas satu bagian kapur
dan tiga bagian pasir yang dicampur dengan air dan dilabur pada batu dan bata,
dapat melekatkan batu-batu untuk membangun jalan dan tembok . pada tahap awal
terjadi reaksi .
CaO
(S) + H2O
à Ca(OH)2 (S)
Kemudian kapur
tohor menyerap CO2 dari udara membentuk kalsium karbonat.
Ca(OH)2
(s) + CO2 (g) à CaCO3 (s) + H2O
Pasir
tidak bereaksi, tetapi p0asir-pasir ini direkatkan oleh kalsium karbonat
menghasilkan padatan yang kokoh yang juga merekatkan batu-batu dan bata.
10) Senyawa Ca(OH)2
yang digunakan
a)
untuk pengolahan bahan
buangan industry,
b)
menghilangkan kesadahan air (proses Clark),
Air sadah
dibedakan menjadi :
1.
Air sadah sementara,
Yaitu air sadah
yang mengandung garam-garam hidrokarbonat dari Mg dan Ca. sifat kesadahan ini
dapat dihilangkan dengan cara pemanasan dan penambahan kapur, seperti persamaan
:
·
Ca(HCO3)2(aq)
à
CaCO3(s) + H2O(l) +CO2(g)
·
Ca(HCO3)2(aq)
+ Ca(OH)2(aq) à
2CaCO3(s) + 2H2O(l)
2.
Air sadah tetap,
Yaitu air sadah
yang mengandung garam-garam sulfat dan klorida dari Mg dan Ca, mialnya MgSO4
dan MgCl2. Sifat kesadahan ini hanya dapat dihilangkan dengan
penambahan soda (Na2CO3). Adapun reaksi yang terjadi :
·
MgSO4(aq) +
Na2CO3(aq) à
MgCO3(s) + Na2SO
Jika terus-menerus digunakan untuk konsumsi dalam
waktu lama, air sadah akan menyebabkan mineral-mineral terakumulasi di dalam
tubuh, sehingga dapat membahayakan kesehatan.
d.
Stronsium
1)
Stronsium dalam senyawa Sr(NO3)2 memberikan warna merah
apabila digunakan untuk bahan kembang api.
2)
2. Stronsium sebagai senyawa karbonat biasa digunakan dalam
pembuatan kaca televisi berwarna dan komputer.
e.
Barium
1)
BaSO4 digunakan untuk memeriksa saluran pencernaan karena
mampu menyerap sinar X
2)
BaSO4 digunakan sebagai pewarna pada plastic karena memiliki
kerapatan yang tinggi dan warna terang.
3)
Ba(NO3)2 digunakan untuk memberikan warna hijau pada kembang
api.
f.
Radium
1)
Radium juga digunakan dalam
memproduksi cat yang menyala dengan sendirinya, sumber netron dan dalam
kedokteran.
2)
Radium digunakan untuk
pengecatan nomor pada jam tangan.
DAFTAR
PUSTAKA
Achmad, Hiskia.2001. Kimia Unsur dan
Radiokimia. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
Syarifudin. 2011. 1001 Ulasan SNMPTN Kimia. Jakarta : Karisma
Publishing Group.
Renowati, Priscilla. 2009. Seribu Pena Kimia. Jakarta : Erlangga.
Johari, J.M.C. 2008. Kimia 3. Jakarta : Esis.
21 September
2012 11:10 AM
21 September 2012 11:53 AM
21 September 2012 11:45 AM
0 komentar:
Posting Komentar